Hipertensi merupakan penyakit berbahaya yang sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ, misalnya gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang, hipertensi ditemukan secara tidak sengaja waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain.
Sebagai langkah pencegahan hipertensi, pemerintah menjalankan upaya preventif yang dilakukan dengan mengadakan promosi kesehatan dan deteksi dini (skrining). Pasalnya, perilaku dan gaya hidup yang baik dapat mencegah dan mengendalikan hipertensi lebih baik. Pemerintah melakukan promosi kesehatan yang mengajak masyarakat untuk “CERDIK”, yaitu menuju masa muda sehat dan hari tua sehat tanpa penyakit tidak menular.
Berikut penjelasan Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI mengenai cara “CERDIK” pemerintah sebagai upaya preventif hipertensi kepada masyarakat, dalam rilis yang diterima Okezone, Senin (7/4/2012).
- Cek kesehatan dengan deteksi dini secara rutin dan teratur.
- Enyahkan asap rokok dan polusi udara lainnya.
- Rajin aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
- Diet sehat dengan kalori seimbang berupa rendah lemak, garam, gula dan tinggi serat.
- Istirahat yang cukup.
- Kendalikan stres.
"Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat di komunitas dalam rangka mengupayakan pencegahan penyakit hipertensi dilaksanakan melalui Pos Pembinaan Terapadu Penyakit Tidak Menular (posbindu PTM), Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya), dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan saat ini juga dilakukan melalui pembentukan dan pengembangan Desa Siaga," jelas Tjandra.
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan bentuk kemandirian masyarakat dalam mendeteksi dan memonitor faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk hipertensi secara rutin.
Menurut Tjandra, Posbindu PTM adalah kegiatan pembinaan terpadu untuk mengendalikan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).
“Petugas puskesmas melakukan pengawasan melalui kegiatan monitoring program. Selain sebagai pembina dan pengawas dalam penyelenggaraan Posbindu PTM, puskesmas juga menjadi tempat rujukan untuk kasus yang memerlukan penanganan atau tindak lanjut selain dokter keluarga dan klinik swasta,” tutupnya.
(tty)