Dua Balita Meninggal Sehabis Imunisasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Diduga akibat kesalahan prosedur imunisasi, dua balita di Perum Wisma Asri, Bekasi Utara, Kota Bekasi, meninggal dunia. Peristiwa tersebut terjadi sepekan setelah menjalani imunisasi campak dan polio yang digelar di seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu korban yang meninggal dunia bernama Hanif M Husnaya (3), putra kedua pasangan Awal Adiguna dan Eva. Juga, Isma Nur Fauziah (3), putri pasangan Tian Setiani dan Nana Setiana. Para orang tua korban sejauh ini belum mendapat kejelasan dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi terkait meninggalnya sang buah hati pasca imunisasi.

Ny Sigit (47), nenek Hanif mengatakan, sebelum meninggal, cucu keduanya itu dibawa ke Posyandu Kebalen, Kabupaten Bekasi, untuk divaksinasi polio dan campak.

“Awalnya, anak saya—orang tua Hanif—sempat keberatan jika Hanif divaksinasi. Namun, petugas Posyandu memaksa supaya Hanif divaksinasi karena itu program pemerintah,” tutur Ny Sigit, ketika ditemui, Kamis (3/11).

Sehabis divaksinasi, Hanif pulang dan istirahat. Sorenya, bocah itu terbangun dan muntah-muntah disertai buang air besar yang tiada henti. “Kami pikir awalnya hanya masuk angin biasa. Namun, keesokan harinya Hanif demam tinggi hingga suhu tubuhnya mencapai 42 derajat Celcius,” kata Ny Sigit.

Kedua orang tua Hanif panik dan memberikan obat penurun panas yang biasa diminum Hanif jika terserang demam. Mereka pun langsung membawa putranya ke dokter terdekat, sebelum akhirnya dirawat di Rumah Sakit Mekar Sari, Kota Bekasi.

Saat menjalani perawatan, demam Hanif tak kunjung reda dan justru malah mengalami kejang-kejang hingga akhirnya meninggal dunia pada Jumat (21/10) dini hari. “Semuanya berlangsung sangat cepat,” kata Ny Sigit sedih.

Selang beberapa hari kemudian, kabar serupa datang dari orang tua Isma, yang kediamannya tak jauh dari rumah Ny Sigit. Isma meninggal diduga karena mengalami gejala yang sama. Namun, balita itu menjalani vaksinasi polio dan campak di Posyandu yang berbeda. Anak bungsu dari dua bersaudara itu juga datang menjalani imunisasi dengan kondisi yang sehat.

Sebelum menghembuskan nafasnya, Isma mengalami demam yang membuat sekujur tubuhnya panas. Ketika itu, Tian—ibu Isma—memberikan obat penurun panas dari Posyandu tempat Isma diimunisasi. “Namun, obat itu tak mempan menurunkan demam. Demamnya malah semakin tinggi,” tutur Tian kepada wartawan.

Kondisi tubuh Isma pun semakin menurun karena timbul batuk yang tak kunjung henti. Tian pun membawa Isma ke dokter langganan esok harinya. Seketika demam Isma menurun dari 42 ke 38 derajat Celcius. Akan tetapi kondisi itu tak bertahan lama, balita putri itu mendadak kejang. Merasa panik, kedua orang tua Isma membawa ke Rumah Sakit Anna Medika guna dirawat secara intensif.

Penanganan di rumah sakit itu pun lambat. Menurut Tian, putrinya sempat tak diacuhkan di ruang gawat darurat karena harus melewati prosedur pembayaran deposito sekitar Rp 5 juta. Menjelang malam, Isma mengalami kejang yang kedua kalinya. “Isma dipindahkan ke ruang ICU. Dokter hanya menangani selama 15 menit, setelah itu Isma pun tak tertolong,” ujar dia.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Muhammad Ghufron
http://www.republika.co.id/berita/regional/jabodetabek/11/11/03/lu34nd-dua-balita-meninggal-sehabis-imunisasi

Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...