3 Jenis Pencegahan Hipertensi di Indonesia

HIPERTENSImerupakan penyakit yang muncul akibat gaya hidup yang kurang sehat. Penanggulangan hipertensi di Indonesia pun dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat.Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi (jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) hipertensi di Indonesia sebesar 31,7 persen. Padahal, bahaya hipertensi yang gejalanya sulit dideteksi ini jika dibiarkan menetap atau lama tak ditanggulangi dapat merusak arteri jantung juga penyebab terbesar stroke. Tekanan darah tinggi juga berbahaya karena menyebabkan kelelahan jantung dan arteri, serta menimbulkan kerusakan jaringan halus. Jika dibiarkan tidak ditangani, tekanan darah tinggi akhirnya merusak mata dan ginjal. Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar pula risiko komplikasi, misalnya serangan jantung, penyakit arteri koroner, dan stroke yang akan memperpendek usia. Menurunkan tekanan darah walaupun hanya sedikit akan mengurangi risiko serangan jantung sebesar 20 persen. Dalam rilis yang diterima Okezone, Senin (7/05/2012), Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI memaparkan beberapa upaya yang dilakukan pemerintah melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar Puskesmas melakukan kegiatan pencegahan seperti berikut: Pencegahan primer Pencegahan primer berupa kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor risiko hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi. Pencegahan primer dilaksanakan melalui berbagai upaya, seperti promosi kesehatan mengenai peningkatan perilaku hidup sehat, yakni diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur dan buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktivitas dan tidak merokok. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan secara dini. Pencegahan Tertier Pencegahan tertier dilaksanakan agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut, serta untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup. Dalam pencegahan tertier, kegiatan difokuskan kepada mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat, serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik, stroke, dan jantung. Penanganan respons cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan baik. (tty)
Loading Disqus Comments ...
Loading Facebook Comments ...